Home Berita Terkini Golput Dalam Pemilu, Apakah Melanggar Sila Pancasila?
Berita Terkini

Golput Dalam Pemilu, Apakah Melanggar Sila Pancasila?

Share
Golput Dalam Pemilu, Apakah Melanggar Sila Pancasila?
Golput Dalam Pemilu, Apakah Melanggar Sila Pancasila_
Share

Istanagaruda.org– Fenomena golongan putih alias golput sering muncul tiap kali Pemilu atau Pilkada digelar. Banyak orang yang memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya karena berbagai alasan. Sebenarnya, apakah Golput dalam Pemilu ini melanggar Pancasila? Jawabannya bisa iya, bisa juga tidak, tergantung dari sudut pandang mana kamu melihatnya.

Kenapa Orang Memilih Golput?

Banyak alasan kenapa seseorang memilih untuk golput. Salah satunya, mereka merasa tidak cocok dengan kandidat atau partai yang ada. Bisa jadi mereka merasa tidak ada calon yang benar-benar mewakili kepentingan mereka. Selain itu, ada juga yang merasa kurang tahu soal program-program yang ditawarkan para calon. Karena tidak punya cukup informasi, mereka lebih memilih untuk tidak terlibat sama sekali.

Di sisi lain, ada juga yang Golput dalam Pemilu karena kecewa sama kondisi politik di negara ini. Mereka merasa suara mereka tidak akan berpengaruh besar, jadi lebih baik tidak usah memilih sama sekali. Fenomena golput ini sering terjadi, apalagi di kalangan anak muda yang mungkin merasa kurang terwakili.

Golput Melanggar Sila Pancasila?

Pertanyaan penting yang sering muncul adalah, golput melanggar sila keberapa? Nah, kalau kita lihat dari sudut pandang Pancasila, khususnya sila ke-4 yang berbunyi “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan,” golput bisa dianggap melanggar nilai-nilai Pancasila. Kenapa? Karena di dalam sila ke-4 ini, partisipasi rakyat dalam pengambilan keputusan politik sangat ditekankan. Jadi, tidak menggunakan hak pilih sama saja dengan tidak ikut serta dalam proses demokrasi yang jadi bagian penting dari sistem politik kita.

Selain itu, dalam butir ke-3 dari Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, disebutkan bahwa “Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.” Artinya, setiap warga negara diharapkan ikut berpartisipasi dalam pemilu, karena itu bagian dari musyawarah besar untuk menentukan arah bangsa.

Apakah Golput Melanggar Hak?

Ada dua pandangan soal ini. Yang pertama, golput dianggap sebagai penentangan kewajiban warga negara. Di dalam pasal 43 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, disebutkan bahwa setiap warga negara punya kewajiban untuk memilih. Meski tidak secara langsung melanggar hukum, golput dianggap oleh sebagian pihak sebagai sikap yang tidak bertanggung jawab, karena kamu tidak berkontribusi untuk menentukan masa depan negara.

Namun, di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa golput dalam pemilu bukanlah pelanggaran hak. Setiap orang punya kebebasan untuk memilih atau tidak memilih, seperti yang tertulis di UUD 1945 pasal 28E ayat 2: “Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.” Jadi, kalau kamu merasa tidak cocok sama calon-calon yang ada, ya kamu punya hak untuk tidak memilih.

Dampak dari Golput dalam pemilu

Menurut buku “Politik Milenial” karya Ikhsan Ahmad, golput dalam pemilu punya dampak negatif yang tidak bisa dianggap sepele. Dampak ini bisa dibagi jadi dua, langsung dan tidak langsung.

Dampak Langsung

Pertama, golput jelas menurunkan partisipasi politik masyarakat. Kalau banyak orang yang tidak memilih, pemilu jadi kurang demokratis karena partisipasi adalah salah satu unsur penting dari demokrasi.

Kedua, tingginya angka golput juga bisa bikin hasil pemilu jadi tidak mencerminkan kehendak rakyat secara utuh. Suara dari mereka yang golput tidak akan dihitung, padahal itu bisa mempengaruhi hasil akhir.

Ketiga, fenomena ini juga bisa memunculkan ketidakadilan, karena orang yang memilih jadi punya bobot suara lebih besar dibanding yang golput.

Dampak Tidak Langsung

Menurunnya legitimasi pemerintah. Kalau banyak yang golput, pemerintah terpilih bisa dianggap tidak punya dukungan penuh dari rakyat.

Meningkatnya kepentingan politik kelompok tertentu. Kalau partisipasi rendah, partai-partai besar bisa semakin mendominasi.

Golput juga bisa memperlambat pembangunan, karena pemerintah yang terpilih mungkin tidak bisa menjalankan program-program dengan baik kalau tidak didukung penuh oleh masyarakat.

Golput dalam Pemilu memang hak setiap orang, tapi di sisi lain, partisipasi dalam pemilu sangat penting untuk menjaga demokrasi tetap sehat. Jadi, sebelum memutuskan untuk golput dalam pemilu, ada baiknya kita berpikir lebih jauh tentang dampak yang mungkin terjadi.

Baca juga: Instagram Menghapus Arsip Story? Begini Alternatifnya!

Share

Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Explore More

Related Articles
Hasil Quick Count Pilkada 2024 Daerah Jawa Tengah
Berita Terkini

Hasil Quick Count Pilkada 2024 Daerah Jawa Tengah

Hasil Quick Count Pilkada  2024 telah keluar, setelah dilaksanakanya pilkada pada Rabu,...

jessica kumala wongso
Berita Terkini

Update Berita! Jessica Kumala Wongso Walk Out Saat Sidang PK 

istanagaruda.org – Jessica Kumala Wongso dikabarkan walk out saat sidang peninjauan PK...

song jae rim
Berita Terkini

Diduga Bunuh Diri Song Jae rim Meninggalkan Surat di TKP!

Dunia perfilman korea sedang dilanda duka dengan meninggalnya Aktor Song Jae-rim di...

Bawaslu Temukan 33 Kasus Pelanggaran ASN di Pemilu 2024, Apa Saja
Berita Terkini

Bawaslu Temukan 33 Kasus Pelanggaran ASN di Pemilu 2024, Apa Saja?

Istanagaruda.org – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka...